Saat Ditangkap, BW Diancam Akan Diplester

Redaksi Redaksi
Saat Ditangkap, BW Diancam Akan Diplester
Saat Ditangkap, BW Diancam Akan Diplester.
DEPOK - Usai bebas setelah penahanannya ditangguhkan, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bambang Widjojanto, menuturkan pengalamannya selama di perjalanan saat ditangkap puluhan personel polisi Bareskrim Mabes Polri pada Jumat 23 Januari 2015 pagi. Ia pun menolak tangannya diborgol ke belakang.

"Saya menolak tangan saya diborgol ke belakang, ini alasan pemborgolan apa? Saya merasa penangkapan saya sudah dipersiapkan dengan baik, sudah ada kamera lengkap, saya merasa itu kayak disergap benar-benar seperti teroris. Karena saya merasa belum pernah dipanggil satu kalipun," ujar BW di kediamannya di Kampung Bojong Lio RT 006/28 Sukamaju, Cilodong, Depok.

"Saya diperlakukan tak sepantasnya, ini tak benar akhirnya saya diborgol di depan. Mobil saya siapa yang mau kendarai, lalu kata polisi oh itu gampang. Ini mobil mau diantar di rumah enggak sebab saya masih pakai sarung, tetapi enggak dikasih," imbuhnya.

BW juga meminta tolong untuk berhenti sebentar untuk buang air kecil, namun tak diperkenankan. Ia yang saat ditangkap bersama anaknya, Izzad Nabilla, hanya bisa mengikuti permintaan Bareskrim.

"Saya underpressure, saya diminta masuk ke mobil. Ketika masuk ke mobil Izzad menemani. Saya pangku dia, mereka siapkan mobil cukup baik bagi kami Toyota Fortuner. Di perjalanan saya mulai beritahukan anak saya, Izzad ini yang namanya proses penangkapan syaratnya begini. Kalau penangkapan tak ada syarat-syarat begini itu salah. Penyidik samping kiri saya mungkin 'gerah' saya bicara terus maka mengatakan "ada plester enggak", bagi saya itu bagian dari terror," tegasnya.

Teror lainnya, kata dia, anak keempatnya juga diusik-usik dengan pertanyaan macam-macam. Untuk mengalihkan ketegangan, BW saat itu langsung membuka obrolan santai di dalam mobil yakni menanyakan soal rokok milik petugas.

"Saya masuk mobil, ada orang yang mengatakan "Mas Bambang lupa ya sama saya, asal Anda tahu saja perkara Anda banyak' Nah ini kan sudah teror lagi, saya katakan jangan bicara perkara, nanti kalau saya sudah diperiksa. Namun dari semua itu saya apresiasi diperkenankan bawa anak saya yakni Izzad. Saya rasa usia Izzad juga sudah cukup dewasa dan siap menghadapi kondisi seperti itu," tuturnya.

Sesampainya di Bareskrim dengan keadaan belum mandi dan masih memakai baju koko serta sarung, BW meminta untuk salat Dhuha. Namun, dia juga menolak diperiksa hingga salat Jumat karena belum didampingi pengacara.

"Sampai di Bareskrim kata petugas belum ada media, 'oh belum ada nyamuk, mereka (penyidik Bareskrim) sebut media dengan istilah nyamuk (wartawan). Saya lewat depan hampir jam 10.00. Hingga sebelum salat Jumat saya diperiksa, namun saya menolak karena belum didampingi lawyer. Saya engggak bawa HP, saya bawa cuma dompet. Hingga akhirnya pemeriksaan dilanjutkan setelah salat Jumat dengan kurang lebih delapan pertanyaan," tutupnya.


(hol/okezone)

Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini