Ramai Negara Ngamuk ke Israel, Tarik Dubes-Putus Hubungan

Redaksi Redaksi
Ramai Negara Ngamuk ke Israel, Tarik Dubes-Putus Hubungan
Foto: Warga pro-Palestina (REUTERS/Yves Herman)

JAKARTA - Ramai negara dunia "mengamuk" ke Israel. Beberapa menarik duta besar sementara yang lain memutus hubungan.

Bolivia dengan tegas memutuskan hubungan diplomatik, Selasa waktu setempat. Alasannya, karena "kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina".

Keputusan tersebut diumumkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Freddy Mamani dan pejabat Menteri Kepresidenan Bolivia dan Menteri Luar Negeri sementar María Nela Prada. Pengumuman disampaikan satu hari setelah Presiden Bolivia Luis Arce bertemu dengan Duta Besar Palestina untuk Bolivia Mahmoud Elalwani.

Perwakilan Bolivia untuk PBB, Diego Pary, juga menegaskan kembali pendirian negaranya pada pertemuan darurat Majelis Umum PBB. Ia mengatakan bahwa negaraya "berpihak pada hak-hak rakyat Palestina."

"Rakyat dan pemerintah Bolivia telah mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik mulai hari ini dengan negara Israel karena kami menganggapnya sebagai negara yang tidak menghormati kehidupan masyarakat, hukum internasional atau hukum kemanusiaan internasional," kata Pari, seperti dikutip CNN International, Kamis (2/11/2023).

Selain Bolivia, Chile dan Kolombia dilaporkan telah memanggil duta besar mereka di Israel. Alasannya adalah apa yang dilakukan Israel ke Gaza adalah pembantaian ke warga Palestina.

"Jika Israel tidak menghentikan pembantaian terhadap rakyat Palestina, kita tidak bisa berada di sana," kata Presiden Kolombia Gustavo Petro dalam postingan di media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

"Mengingat pelanggaran Hukum Humaniter Internasional yang tidak dapat diterima yang dilakukan Israel di Jalur Gaza, Pemerintah Chile memutuskan untuk memanggil kembali duta besar Chile untuk Israel, Jorge Carvajal, ke Santiago untuk berkonsultasi," kata Kementerian Luar Negeri Chile.

Hal sama juga dilakukan Yordania. Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan menarik duta besar di Israel dan menolak masuk kembali duta besar Israel di sana.

"Kembalinya duta besar tersebut akan bergantung pada Israel yang menghentikan perangnya di Gaza, menghentikan bencana kemanusiaan yang diakibatkannya, dan menahan diri dari tindakan yang mengabaikan hak-hak dasar warga Palestina, termasuk akses terhadap makanan, air, dan obat-obatan, serta kehidupan yang aman dan stabil di tanah nasional mereka," katanya seraya mengumumkan dimulainya proses evakuasi warganya dari Jalur Gaza pada Rabu.

Rusia dan China

Sebelumnya anti-Yaudi juga terjadi di Rusia dan China. Setelah sweeping terjadi di Rusia, peningkatan anti-Yahudi merebak di China.

Puluhan orang di Dagestan, negara bagian Rusia, menyerbu bandara Makhachkala, Minggu. Berdasarkan video viral yang diunggah Russia Today dan Izvestia, lusinan pengunjuk rasa pro Palestina menerobos pintu dan penghalang dan beberapa berlari ke landasan pacu.

Mereka melakukan itu pasca sebuah isu beredar bahwa penerbangan asal Israel telah mendarat di wilayah itu. Salah satu pengunjuk rasa terlihat dalam video memegang tanda bertuliskan "Pembunuh anak tidak memiliki tempat di Dagestan".

Di negeri Presiden Xi Jinping, tren itu muncul di platform media sosial negara itu. Di mana komentar-komentar anti semitisme mengalami peningkatan yang signifikan.

Kedutaan Israel di Beijing juga menjadi bahan serangan netizen. Latar belakang permusuhan digital ini adalah perang yang sedang berlangsung.

China sendiri sejauh ini mengungkapkan kekhawatirannya terhadap perang yang terjadi antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas. Beijing menyebut konflik tersebut dapat menyebar ke negara-negara tetangga.(sumber)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini