Utang Melonjak Saat APBN Surplus, Ini Penjelasan Sri Mulyani!

Redaksi Redaksi
Utang Melonjak Saat APBN Surplus, Ini Penjelasan Sri Mulyani!
(CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati.

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tetap gencar menarik utang meskipun anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) surplus hingga Februari 2023.

Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan memaparkan pembiayaan utang hingga akhir Februari 2023 adalah Rp 186,9 triliun, atau naik 101,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year (yoy).

Rinciannya, penerbitan surat berharga negara (SBN) Rp 177,7 triliun tumbuh 162,6% dan pinjaman Rp 9,2 triliun.

"Realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang per Februari 2023 mencapai Rp 186,9 triliun atau 26,84% dari APBN," ungkapnya dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (14/3/2023)

Sri Mulyani menjelaskan, kebijakan penarikan utang lebih cepat atau front loading ditempuh untuk mewaspadai beberapa faktor. Paling utama adalah kenaikan suku bunga acuan pada level tinggi di semester II-2023.

"Kita memang melakukan front loading karena tren kenaikan suku bunga kan diantisipasi pada semester II atau levelnya tinggi yang disebut higher for longer, itu yang seperti terjadi di AS," terangnya.

"Sehingga kita mencoba mencari kesempatan saat suku bunga belum naik dilakukan issuance, maka keliatan ada kenaikan dari penerbitan SBN," tegas Sri Mulyani.

Rinciannya, penerbitan surat berharga negara (SBN) Rp 177,7 triliun tumbuh 162,6% dan pinjaman Rp 9,2 triliun.

"Realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang per Februari 2023 mencapai Rp 186,9 triliun atau 26,84% dari APBN," ungkapnya dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (14/3/2023)

Sri Mulyani menjelaskan, kebijakan penarikan utang lebih cepat atau front loading ditempuh untuk mewaspadai beberapa faktor. Paling utama adalah kenaikan suku bunga acuan pada level tinggi di semester II-2023.

"Kita memang melakukan front loading karena tren kenaikan suku bunga kan diantisipasi pada semester II atau levelnya tinggi yang disebut higher for longer, itu yang seperti terjadi di AS," terangnya.

"Sehingga kita mencoba mencari kesempatan saat suku bunga belum naik dilakukan issuance, maka keliatan ada kenaikan dari penerbitan SBN," tegas Sri Mulyani.

(sumber: CNBCIndonesia.com)


Tag:
Berita Terkait
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers riaueditor.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online riaueditor.com Hubungi kami: riaueditor@gmail.com
Komentar
Berita Terkini