JAKARTA - Kondisi peternak ayam rakyat dan peternak mandiri sedang berada di titik nadir. Pasalnya, harga jual ayam hidup (livebird) tengah terjerembab di titik terendahnya.
Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Sugeng Wahyudi mengatakan saat ini terjadi kelebihan pasokan (oversupply) ayam, sehingga berdampak pada harga livebird di tingkat peternak (farmgate) yang mencapai titik terendah Rp 7.000/kilogram (kg).
Padahal, harga pokok produksi (HPP) peternak minimum ada di kisaran Rp 18.500/kg. Artinya, ada kerugian yang cukup dalam, sehingga mengakibatkan para peternak merana. Bahkan pada Senin pekan ini, 24/6, beberapa penawaran menyentuh harga Rp 5.500-6.000/kg.
"Kondisi yang tidak terselesaikan ini menggambarkan terjadi situasi bottle neck [penyumbatan] di level ukuran ayam besar yang menyebabkan ayam hidup semua ukuran tergeser pada kondisi harga jual jauh di bawah HPP," kata Sugeng melalui rilis yang diterima CNBC Indonesia, Selasa (25/6/2019).
Ia mengatakan, kondisi peternak rakyat dan peternak mandiri secara usaha sudah tidak sanggup menahan beban biaya pemeliharaan.
Upaya Kementerian Pertanian memperbaiki kondisi ini melalui pengurangan produksi bibit ayam (day old chicken final stock/ DOC FS) di perusahaan pembibitan (integrator) yang dimulai sejak 24 Juni kemarin juga nyatanya tidak berdampak psikologis dan riil terhadap perbaikan harga livebird.
Logikanya, pengurangan produksi bibit diharapkan dapat mengurangi pasokan sehingga bisa mengerek harga ayam.
Sugeng mengungkapkan, peternak ayam di berbagai daerah meluapkan kekesalannya dengan membagi-bagi dan menjual ayam hidup dengan harga murah, seperti yang dilakukan peternak di Kalimantan Selatan pada 22 Juni dan dilakukan peternak di Solo dan Yogyakarta pada Selasa kemarin.
Lucunya, katanya, dengan harga yang sedemikian rendah di tingkat peternal, harga daging ayam di tingkat konsumen terpantau normal-normal saja dan tak ada penurunan harga signifikan.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga daging ayam secara nasional pada Selasa (25/6) ditutup di kisaran Rp 33.050/kg.
Meskipun harga ini turun 3,5% dalam sepekan terakhir, namun pada kenyataannya harga ini masih ada dalam kisaran harga acuan di tingkat konsumen yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 96/2018 sebesar Rp 34.000/kg.
Di DKI Jakarta, harganya bahkan masih bertahan di kisaran Rp 34.977/kg, di atas harga acuan yang diatur Kementerian Perdagangan.
Parahnya, harga acuan penjualan di tingkat farmgate mengatur pedagang untuk membeli daging ayam dari peternak dengan harga batas bawah (floor price) Rp 18.000/kg. Bayangkan betapa ruginya menjadi peternak ayam hari-hari ini.
(cnbcindonesia.com)